.
Hanya karena keperluan dan dengan segala keterbatasan
akhirnya menjadikan sebuah alasan untuk bisa menghalalkan segala cara , atau
mungkin oleh sebuah kekuatan dan keserakahan yang berujung jatuhnya korban tak
berdosa. Dapatkah semua itu kita pertanggungjawabkan dengan tidak harus saling
melempar kesalahan .
Jatuh dalam lubang yang sama berulang kali seakan tak
menjadi pelajaran adalah ungkapan yang pantas kita sandang atas terulangnya
musibah yang menimpa penumpang KM Setia
Budi, meski berbeda kejadian dengan KM Martasiah akan tetapi punya sebab
yang sama yaitu kelalainan dan lemahnya pengawasan atau mungkin juga terjadi
pembiaran.
Jangan menunggu ada korban lagi baru kita berbenah tetapi sudah
saatnya kita dewasa untuk bersikap arif
dalam menyikapi berbagai persoalan. marilah membiasakan diri untuk tidak mengambil
sebuah resiko yang berlebihan dalam bertransportasi seakan mengundi nasib, lebih lebih dengan melibatkan
keluarga.
Sekarang persolan ini menanti pertanggung jawaban jangan
sampai menjadi sebuah kisah tragedi yang
tak berujung, mari kita tunggu para penegak hukum mengungkap semua ini.
Ucapan belasungkawa ataupun santunan tak dapat menggantikan
mereka yang jadi korban., sudah saatnya intropeksi diri menggunanakan hati
nurani.
Ya ALLAH ampunkan segala dosa dan kesalahan kami .
Ya ALLAH kami berlindung dari semua persolan ini kepadaMu dan tunjukilah kami jalan yang lurus.